🌖 Padepokan Setia Hati Terate
PersaudaraanSetia Hati Terate yang memiliki AD/ ART dalam menjalankan roda organisasi. pada perkembangannya, setelah Ki Hadjar wafat, PSHT dibesarkan dengan sangat baik oleh Alm. RM. Imam Koesoepangat, dan sampai akhirnya PSHT dapat berkembang pesat sampai dengan hari ini dengan memiliki kompleks padepokan pusat yang berlokasi di wilayah
KENDAL– Tak hanya memiliki Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kendal, Desa Jenarsari, Kecamatan Gemuh, juga banyak melahirkan para pesilat handal dan berprestasi baik dikancah nasional maupun Internasional. Dengan segudang prestasi tersebut sehingga sudah sepatutnya desa tersebut perlu didorong agar menjadi
Beberapawaktu yang lalu sa ya berkunjung ke rumah pendiri Persaudaraan Setia Hat i Terate yaitu bapak Hardjo Oetomo (alm), tepatnya di desa pilangbango madiun dan diterima dengan baik oleh salah seorang kerabat beliau yaitu bapak Hartoyo, kemudian kami saling bertukar pikiran tentang organisasi tercinta.. Awalnya tujuan saya berkunjung adalah untuk silaturahmi dengan
PersaudaraanSetia Hati Terate disingkat PSHT atau dikenal juga dengan SH Terate, adalah sebuah 'perguruan' silat yang berorientasi kepada pengajaran budi luhur dan menggunakan pencak silat sebagai pelajaran pada tingkat pertama. PSHT mengutamakan persaudaraan antar anggota (biasa disebut 'warga')nya.
1 Persaudaraan : Persaudaraan adalah suatu hubungan batin antara manusia dengan manusia yang sifatnya seperti saudara kandung dan ini di tanamkhan sejak siswa mulai mengecap pelajaran PSHT.Dengan persaudaraan , manusia di akui dan di perlakukan sesuai dengan harkat martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya.
BerandaTiba Kembali di Padepokan Agung, Tim Yudhistira Sudahi Kirab Budaya Nusantara 100 Tahun SH Terate (25/7/2022) malam, Tim Yudhistira menyudahi rangkaian Kirab Budaya Nusantara menyambut 100 tahun Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate). Tim Yudhistira diberangkatkan oleh Pengrus Pusat SH Terate pada Selasa (19/7/2022) lalu untuk
PERSAUDARAAN“ SETIA-HATI “ WINONGO TUNAS MUDA. . Persaudaraan “ SETIA-HATI “ disingkat S-H didirikan pada tahun 1903 oleh almarhum Bapak Ki NGABEHI SOERODWIRJO dengan nama kecilnya MASDAN. Wafat pada tanggal 10 November 1944, dimakamkan di makam desa Winongo, Kota madya Madiun. Ibu SOERODWIRJO ( Ibu Sarijati ) wafat pada tanggal 6
ANALISAPUBLIKCOM | Blora - Sebanyak 112 orang mengikuti prosesi Pengesahan Warga Tingkat Satu Organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (SH
Tangerang| Padepokan Setia Hati Terate (PSHT) yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, Sabtu 26 januari gelar acara silaturahmi anggota pedepokan , yang di hadiri ribuan anggota pedepokan dari berbagai daerah, seperti Kota Tangerang, Kab. Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. yang di pimpin ketua PSHT cabang
qfXLQ. Alamat Padepokan Agung PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE Jl. Merak No. 10 dan 17 – Kota Madiun – Provinsi Jawa Timur – Indonesia 63128 Telp. 0351 451548, 491046, 452549, Fax. 473356
- Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT dan suporter PSIM Yogyakarta, Brajamusti, tengah terlibat bentrok di Kota Yogyakarta pada Minggu, 4 Juni 2023. Bentrokan yang disertai dengaj aksi lempar batu tersebut bahkan sempet trending di Twitter. Lantas bagaimana sejarah PSHT? Sejarah PSHT Melansir dari laman resmi PSHT adalah sebuah organisasi pencak silat yang didirikan di Madiun, Jawa Timur, pada 1922 silam. Adapun pendirinya yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo 1888-1952, salah seorang pahlawan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada awalnya, organisasi ini bernama Setia Hati Pemuda Sport Club dan berbentuk seperti klub olahraga. Seiring berjalannya waktu, namanya kemudian berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club". Dan pada akhirnya berganti lagi menjadi "Persaudaraan Setia Hati Terate" atau disingkat menjadi PSHT. Ki Hajar Hardjo Oetomo mendirikan PSHT ketika kongres pertama yang diadakan di Madiun pada 25 Maret 1951 lalu. Baca Juga Tanggapi Tawuran di Jogja, Ketum PSHT Berikan Pernyataan Sikap Diketahui, Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah sosok pemuda yang berani melawan tentara Belanda. Ia bersama teman-temannya kerap melakukan perlawanan, pelemparan, dan perusakan terhadap kereta api yang kerap lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan untuk militer. Atas aksi ini, Hardjo Oetomo akhirnya ditangkap dan dipenjara di rutan Cipinang. Tak sampai di situ, Hardjo Oetomo juga dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat hingga 15 tahun lamanya. SH PSC juga sempat dibubarkan oleh Belanda lantaran ada kata pencak di dalamnya. Kemudian, pengurus organisasi tersebut mengganti kata pencak menjadi pemuda. Hal ini dilakukan untuk mengelabuhi Belanda supaya tidak dibubarkan. Kemudian pada tahun 1942, atas usul saudara SH PSC, Soeratno Soerengpat, salah satu tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate. Kala itu, SH Terate bersifat perguruan tanpa organisasi dan baru pada tahun 1948, melalui sebuah kongres di Madiun, berubah bentuk menjadi organisasi dan bernama Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT hingga saat ini. Baca Juga Kronologi Bentrok di Taman Siswa Jogja Berawal dari Keributan di Parangtritis Perkembangan PSHT Perkembangan PSHT sendiri tidak lepas dari kontribusi sejumlah tokoh yang turut membesarkan perguruan silat ini. Tokoh-tokoh tersebut yaitu Soetomo Mangkudjojo, Santoso Kartoatmodjo, Irsyad, Imam Koesoepangat, dan juga Tarmadji Budi Harsono. Mereka sudah meletakkan dasar dan mendorong perkembangan PSHT hingga saat ini. Berkat jasa dari mereka, PSHT mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD-ART, mendirikan yayasan, lalu mengembangkan cabang-cabang PSHT, membangun padepokan sebagai pusat kegiatan dari PSHT, mendirikan beberapabkoperasi yang diperluas dan melibatkan semua anggota di seluruh cabang, serta memperkenalkan PSHT lewat berbagai kejuaraan. Perjalanan PSHT dalam mengembangkan diri sebagai sebuah organisasi bela diri dan sosial di Indonesia merupakan bukti komitmen dan dedikasi oleh para anggotanya. Dengan tetap menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari persaudaraan, kesetiaan, dan keberanian. Bahkan sampai saat ini, PSHT terus berupaya memperluas pengaruhnya dalam menjaga budaya serta membangun hubungan yang harmonis antaranggota dan lingkungan masyarakat. Demikian sejarah PSHT sebagai organisasi pencak silat di Indonesia. Semoga menambah wawasan! Kontributor Putri Ayu Nanda Sari
Era Ki Ageng Ngabei Soerjodiwirjo Namanya Muhamad Masdan. Lahir tahun 1876 di Surabaya, putra sulung Ki Ngabei Soeromihardjo. Sorang mantri cacar di daerah Ngimbang, Jombang. Dia bersepupu dengan RAA Soeronegoro Bupati Kediri saat itu. Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirdjo memiliki garis silsilah dengan Betoro Katong yang merupakan pendiri kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Muhamad Masdan adalah peletak dasar pertama PSHT. Setelah beranjak dewasa, ia bernama Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo. Warga PSHT biasa memanggilnya mbah Suro atau Eyang suro Setelah menamatkan Sekolah Rakyat pada 1890, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo diasuh pamanya, Wedono di Wonokromo, Surabaya. Ia sempat mengenyam pendidikan di pondok pesantren Tebu Ireng Jombang. Dari sini, ia mulai mengasah bela diri pencak silat, sebelum pindah ke Parahiyangan, Bandung pada 1892. Di Parahiyangan, kemampuan bela dirinya semakin matang. Berbagai aliran pencak silat ia pelajari. Sejak itu, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo berpindah-pindah ke berbagai tempat, seperti Jakarta, Lampung, Padang dan Aceh. Ia berguru dengan tokoh silat dan mendalami berbagai aliran pencak silat di setiap tempat yang ia singgahi, sebelum kembali ke Surabaya pada 1902. Pada 1902 Ki Ageng Soerodiwirdjo bekerja di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya sebagai anggota polisi berpangkat mayor polisi. Tahun 1903 ia mendirikan perkumpulan bernama Sedulur Tunggal Kecer”. Sedangkan pencak silatnya bernama “Joyo Gendelo Tjipto Muljo”. Pada 1917, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo mendirikan perguruan Persaudaraan Setia Hati PSH di desa Winongo, Madiun, Jawa Timur. Sedulur Tunggal Kecer” diganti dengan “persaudaraan”. PSH bertujuan mengikat rasa persaudaraan antar warga PSH, sekaligus membentuk rasa nasionalisme yang saat itu Indonesia masih dijajah Belanda. Ki Ageng Ngabei Soerodiwirdjo wafat pada hari Jum`at, 10 Nopember 1944 dan di makamkan di desa Winongo, Madiun dalam usia 68 tahun. Era Ki Hadjar Hardjo Oetomo Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah tokoh pergerakan kemerdekaan. Atas jasanya dalam pergerkan kemerdekaan itu, Negara menganugerahkannya sebagai pahlawan perintis kemerdekaan. Diperkirakan, penambahan nama “Terate” dimaksudkan agar PSHT dapat dipelajari oleh semua golongan masyarakat. Mengingat, di era Ki Ageng Ngabei Soerodiwirdjo, PSHT hanya diajarkan untuk kalangan bangsawan. Sesuai maknanya, terdapat 3 bentuk bunga terate, yaitu kuncup, setengah mekar dan mekar. Semua golongan masyarakat dapat belajar pencak silat PSHT. Sebelum PSHT terbentuk, Ki Hadjar Hardjo Oetomo mendirikan Setia Hati Pemuda Sport Club SH PSC. Pemerintah Belanda saat itu mencurigai, organisasi PSHT digunakan sebagai tempat latihan pencak silat dan melakukan pergerakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Tindakan Ki Hadjar Hardjo Oetomo itu menghantarkan dia dalam pembuangan ke Jember, Cipinang dan Padangpanjang. Ki Hadjar Hardjo Oetomo meninggal dunia pada tahun 1952 di desa Pilangbango, Madiun. Era RM. Soetomo Mangkoedjojo Soetomo Mangkoedjojo adalah seorang pegawai bank. Ia merupakan salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo Pada 1942, ia mengusulkan mengganti nama SH PSC sebagai perguruan menjadi Setia Hati Terate sebagai organisasi persaudaraan. Perubahan nama itu disepakati dalam kongres pertama tahun 1948 menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate. Setelah RM. Soetomo Mangkoedjojo dipindah tugaskan ke Surabaya, Ketua PSHT digantikan M. Irsad. Dalam perjalanannya, PSHT semakin berkembang di bawah kepemimpinan M. Irsad yang juga murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Sejak itu, PSHT memiliki tambahan materi latihan, yaitu 90 senam, sebagian jurus, jurus belati dan jurus toya. Karena alasan M. Irsad pindah pindah ke Bandung, kepemimpinan PSHT diembankan kepada Santoso Kartoatmodjo. Tahun 1960, terjadi pergolakan di Madiun dan jabatan Ketua dikembalikan kepada RM. Soetomo Mangkoedjojo sampai 1974. Sejak itu, PSHT mulai berkembang di beberapa daerah, seperti Magetan, Surabaya, Mojokerto, Yogyakarta, dan Solo. Era RM. Imam Koesoepangat dan Tarmadji Boedi Harsono, SE Pada 1974, PSHT menyelenggarakan kongres di Madiun dan memilih RM. Imam Koesoepangat sebagai Ketua Pusat PSHT. Ia juga dikenal dengan sebutan Penditho Wesi Kuning. Salah satu ajarannya yang cukup populer adalah “Sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi cobo”. Artinya, “Seberapapun besarnya kesengsaraan, jika diterima dengan ikhlas, semuanya hanya cobaan” RM. Imam Koesoepangat yang sangat menghormati ibunya adalah putra ketiga dari lima bersaudara. Lahir dari pasangan Raden Ayu Koesmiyatoen dengan RM Ambar Koessensi tahun1938 di Madiun. Kakeknya Kanjeng Pangeran Ronggo Ario Koesnoningrat adalah bupati Madiun VI. Di bawah kepemimpinan RM. Imam Koesoepangat, PSHT sebagai perguruan pencak silat yang disegani sejak itu. PSHT semakin pesat berkembang setalah Tarmidji Boedi Harsono, SE dipilih sebagai Ketua pada 1981. RM. Imam Koesoepangat dan Tarmidji Boedi Harsono, SE merupakan dua serangkai yang membesarkan PSHT hingga memiliki warga sebanyak belasan juta di seluruh dunia. Tahun 1982, PSHT mendirikan Yayasan Setia Hati Terate untuk mengelola kekayaan PSHT. PSHT memiliki padepokan agung yang merupakan land mark organisasi. Kini, di bawah Ketua Umum R. Moerdjoko HW, PSHT didirikan di lebih dari 300 pengurus cabang dan komisariat di dalam dan di luar negeri. Silsilah Pimpinan PSHT PSHT adalah organisasi persaudaraan, yang didirikan pada tahun 1922 yang berkedudukan dan berpusat di Madiun. Sebelum diubah bentuknya dari perguruan menjadi organisasi, PSHT dipimpin oleh Ki Hadjar Harjo Oetomo dari tahun 1922 s/d 1948. Setelah menjadi organisasi, PSHT dipimpin oleh Ketua Umum sebagai berikut Soetomo Mangkoedjojo, 1948 sd 1956; Irsad, 1956 sd 1958; Santoso, 1958 sd 1966; RM Soetomo Mangkoedjojo, 1966 sd 1974; RM Imam Koessoepangat, 1974 sd 1977 Badini, 1977 sd 1981; Tarmadji Budi Harsono, 1981 sd 2014 Richard Simorangkir, Plt 2014 sd 2014 Arif Suryono Plt, 2014 sd 2016 Muhammad Taufik, 2016 sd 2017 Moerdjoko HW, 2017 sd sekarang.
padepokan setia hati terate